Serupa senyum yang selalu ingin kutemui dikala pagi, seperti surga
yang bagiku telah berganti arti. Karena pelukmu adalah tempat aku pulang untuk
merebahkan hati. Ketika cinta hanya berupa senyummu saja dan rindu adalah
definisi dari suaramu semata.
Kita pernah melukis mimpi dengan tangan rapuh kita, menyingkirkan
duri2 sambil tertawa bahagia karena bagi kita duka hanyalah setitik luka yang
akan sembuh hanya dengan sekali tiup saja. Dan kita masih tetap bisa tertawa. Kurebahkan kepalaku saat menjelang senja menceritakan hariku yang yang kadang
sedikit kusut , dan kau tak pernah letih
mendengarkannya sambil tetap bersenandung “jangan takut” . Pernah kusembunyikan
sakit yang kurasa, berpura2 tetap tertawa ketika hatiku patah karena cinta,
berpura2 tak terjadi apa2 walaupun tiap malam berderai air mata dan kau dengan
Peluk hangatmu mencoba meluruhkan
sedikit demi sedikit lukaku tanpa aku Tahu. Pernah kau menyuapiku dengan sejuta dilemma
yang membuatku kadang hampir gila ketika ku coba menguraikannya dan ternyata
aku memang bisa seperti kau menyakininya. Kita berbagi kopi yang sama, kopi
kental dengan sedikit gula dan kau akan tersenyum kecut ketika aku
menghabiskannya. Dan lagi2 kita tertawa.
Atau kadang
kita berpelukan di balik jendela, menatap tetes2 air hujan yang perlahan
membuat Becek halaman rumah kita sambil sesekali tertawa ketika tiba2 kita
meringkuk karena suara petir yang membahana . Kemudian ketika hujan hampir reda kita berbagi payung, berjingkat2 menuju
sungai yang menderu karena air bah. Termagu untuk beberapa lamanya melihat dahan2
pohon yang hanyut terbawa air sambil sesekali melempar ranting atau daun dan kau selalu berucap sama
“ Kelaut mana air ini akan bermuara ya??”
Kita selalu
punya ritual bila tahun hampir berganti, memanjat atap dengan hati2 menunggu
detak waktu di jam 12 malam untuk melihat warna warni kembang api, yah kadang hampir
menjelang pagi. Kita berdua tak pernah sepi, selalu menikmati hal2 kecil sambil
tertawa dan terbahak sesekali. Dan terkadang lupa bahwa yang kita tertawakan
adalah diri sendiri. Ah Ibu… dunia yang kau ciptakan untukku begitu luar biasa,
ketika semua definisi duka kau ubah jadi tawa. Seharusnya ada kata di atas cinta untuk
melukiskan luapan cintamu padaku, Karena semua kata tak ada yang bisa
menjelaskannya. Dan definisi surga bagiku menjadi berbeda tak lagi sama seperti
mereka, karena Surga bagiku adalah senyum dan peluk hangatmu. I LOVE U IBU :)
Khoir Badriyah
21 des 2012
(Selamat Hari Ibu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar